Insights Knowledge (IK) - Warga Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, dihebohkan dengan peristiwa ikan-ikan yang melompat ke daratan di pantai, Kamis malam 3 Desember 2020. Ratusan orang langsung memadati pesisir Pelabuhan Lewoleba untuk menangkap ikan-ikan itu.
Seperti diberitakan tempo.co Seorang warga di pesisir pantai itu,mengatakan bahwa fenomena yang sama diketahuinya pernah terjadi 20 tahun lalu. Baru terjadi lagi sekarang.
Apakah fenomena Ikan-ikan Melompat ke Daratan di Lembata. Pertanda Gempa? Mari kita telisik berdasarkan berita-berita nasional yang pernah mengabarkan fenomena serupa. Misalnya Viral Ikan-ikan di Gorontalo Naik ke Permukaan, Tanda Gempa? - (berita tempo.co Minggu, 12 Januari 2020 13:00 WIB). Selanjutnya diberitakan oleh ANTARA terjadi "Gempa guncang Sulawesi Utara hingga barat Gorontalo Utara" pada Senin 20 Januari 2020 (antaranews.com). Melihat rentang waktunya dari fenomena ikan melompat dengan gempa berkisar 8 hari atau lebih kurang 1 minggu. Apakah fenomena berkaitan?
Fenomena kemunculan ikan jenis tertentu dan ikan yang melompat naik ke pantai, menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, memang kerap dikaitkan dengan pertanda gempa. Namun, hasil kajian ilmiah sejauh ini belum menunjukkan adanya bukti yang kuat secara empirik yang menunjukkan adanya keterkaitan tersebut.
Bagaimana dengan peristiwa gempa bumi seminggu kemudian? Kedua peristiwa ini belum tentu bersifat Kausalitas (sebab-akibat). Hasil kajian yang ada justru menunjukkan kaitan fenomena itu dengan musim, bukan gempa. Menurut teori oseanografi lainnya, Daryono menuturkan, pengangkatan biota laut dalam ke permukaan hingga terbawa ke pesisir berkaitan dengan fenomena upwelling. Upwelling adalah sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan. Saat itu, Upwelling adalah sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan. Pada fenomena upwelling biasanya muncul gerombolan ikan ke tepi laut. Selain itu masih ada faktor lain yang memicu ikan muncul ke pantai, seperti mengikuti dinamika arus laut.
Apakah ikan bisa jadi pertanda gempa dan tsunami?
Isu yang mengaitkan antara ikan yang naik ke permukaan dengan gempa dan tsunami ternyata sudah lama terjadi. Jauh sebelum ini, Jepang memiliki legenda yang mengaitkan munculnya ikan Oar sebagai tanda gempa besar akan melanda negara itu. Dalam mitologi Jepang, oarfish yang disebut dengan Ryugu no Tsukai, atau “Utusan dari Istana Dewa Laut” dipercaya menjadi peringatan terjadi gempa dan tsunami apabila ikan itu terdampar di pantai Jepang.
Oarfish menarik perhatian setelah gempa bumi dan tsunami di Tohoku, Jepang pada Maret 2011, menewaskan lebih dari 19.000 orang dan menyebabkan kehancuran pada tiga reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Diaiichi. Sebelumnya, ada selusin ikan laut dalam itu yang jarang terlihat, terdampar di Jepang pada akhir 2009 dan 2010.
Seismolog Yoshiaki Orihara bersama rekan-rekannya, dalam penelitiannya di Bulletin Masyarakat Seismologis Amerika, menulis, secara keseluruhan menemukan 336 penampakan ikan laut dalam itu di Jepang antara November 1928 dan Maret 2011.
Tetapi tidak satu pun dari ikan-ikan Oar itu muncul dalam 30 hari setelah gempa bumi dengan kekuatan 7,0 atau lebih besar. Orihara dan rekan-rekannya juga tidak dapat menemukan laporan tentang gempa berkekuatan 6,0 atau lebih besar yang terjadi dalam waktu 10 hari dari pengamatan ikan laut dalam.
Para peneliti Jepang yang meneliti laporan surat kabar, catatan akuarium, dan makalah akademis dari tahun 1928, tidak dapat menemukan korelasi antara penampakan ikan oar dan gempa bumi besar. "Tidak ada seseorang yang bisa mengkonfirmasi hubungan antara dua fenomena," tulis seismolog Yoshiaki Orihara.
Studi lain di tahun 2018 menemukan korelasi antara penampakan ikan oar dan El Niño ketika air di Samudra Pasifik tengah dan timur ekuatorial lebih hangat dari biasanya. El Nino mempengaruhi kedalaman laut yang berbeda dari permukaan, sehingga rumah pelagis ikan Oar berubah menjadi lebih dingin. Pada saat yang sama air permukaan memanas.
Beberapa ilmuwan menduga, kedalaman yang lebih dingin mungkin mendorong ikan oar untuk berenang ke perairan dangkal untuk mengejar plankton.
Hingga saat ini, datangnya gempa dan tsunami belum bisa diprediksi, baik oleh teknologi maupun hewan.
Referensi:
- "Gempa guncang Sulawesi Utara hingga barat Gorontalo Utara" ANTARA News antaranews.com Senin, 20 Januari 2020 01:44 WIB Diakses 4 Desember 2020.
- "Viral Ikan-ikan di Gorontalo Naik ke Permukaan, Tanda Gempa?" TEMPO.COm Reporter: Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor: Zacharias Wuragil, Minggu, 12 Januari 2020 13:00 WIB Diakses 4 Desember 2020. - "[Fakta atau Hoaks] Apakah Naiknya Ikan ke Permukaan Berkaitan dengan Gempa dan Tsunami?" TEMPO.CO Jumat, 2 Agustus 2019 18:02 WIB Diakses 4 Desember 2020.